Ketika kau duduk, di kepalamu ada stempel wartawan, dan di depan sana ada pria-pria yang disebut narasumber, apa yang kamu pikirkan tentang hidup? Kau sama sekali tidak sempat berpikir, kau tertarik pada setiap omong kosong mereka, kamu mencatat ludah-ludah yang bertebaran, dan hidup berlangsung hampir tanpa pengamatanmu.

Mungkin begitulah aku merasa siang kemarin, memenuhi undangan, duduk penuh perhatian, dan mencoba memaknai kata-kata biasa para pejabat, pura-pura mencatat lalu aku teringat; kegiatan ini lebih mirip sebuah kekacauan yang terstruktur. Seberapa penting ini bagiku? Tanyaku pada kursi.

----entah, siapa yang kacau, aku ataukah dunia?

Aku kadang enggak ngerti dengan para wartawan yang sangat bersungguh-sungguh mengutip, mewawancarai, yang pada akhirnya hanya mengulang-ulang hal yang wajar. Atau aku bahkan tidak tahu mengapa mereka begitu bersemangat mendapat berita bagus hanya untuk diberikan kepada sebuah perusahaan tempatnya bekerja ...

Itukah yang disebut bekerja, ataukah itu yang dinamakan jurnalisme, ataukah kita berada dalam kerja-kerja jurnalistik? Ini hanya seperti pemulung yang keluyuran, mendapat sampah dan mengumpulkannya... wartawan selangkah lebih baik dengan menyusun lalu membuat berita.

Ritmenya demikian ... mereka mengawasi gerak gerik pejabat, mendatangi gedung dewan, mencegat menteri, atau entah apa lagi? Berapa banyak wartawan yang setiap hari duduk di DPR, berapa yang di Istana, berapa yang runtang-runtung melawat bersama para menteri, bandingkan dengan yang mengendus-endus kasus.

Itulah yang disebut jurnalistik?

----entah, siapa yang kacau, tapi aku lebih suka hidup santai sekalipun mengalungkan kartu pers di leher. Kartu pers ini mungkin berguna untuk menggertak polisi lalu lintas yang menilang, tapi tak manjur menghardik polisi tidur.

Aku lebih suka berleha-leha di rumah, menerjemahkan berita dari kantor berita, dan lalu mencantumkan namaku; perusahaan tempatku bekerja membayarku untuk seperti itu. Mungkin, sambil memikirkan semut yang mencari makan di dekat tempat sampah ....