tanpa mengurangi nilai dari kado yang nanti akan kutulis (karena belum juga kutulis), aku sempatkan mengungkapkan kebahagian dulu setelah siang tadi seorang teman-sahabat kartu pos mau menikah :D ...ya, meski tidak menikah denganku sih :P (hahahahahaha piss, ya, becanda).

tapi bagaimana ya... perasaan bahagia mendengar kamu mau nikah itu masih meluap, sekalipun kamu bukan teman yang sering bercengkrama denganku secara langsung, bahkan kupikir kita tidak terlalu banyak bicara. meski dulu, dulu, sekali, kita sering bertemu dan menjalin kerjasama yang baik sebagai dua instansi... yang ketika aku masuk ke ruang tamu bentang pustaka dan kamu muncul dengan segelas air hangat sekalipun keringatku bercucuran sehabis jalan kaki 3 kilometer lebih. jalan cepat, tepatnya...wakakakaka.

entah apa yang akan kutulis nanti di kadonya... aku belum memikirkannya :D aku hanya mau meluapkan rasa turut bahagiaku. dan kupikir tidak setiap orang bisa membuat orang lain bahagia hanya dengan mengabarkan kebahagaiaannya sendiri... senang, bahkan denyutnya masih kurasakan, seolah kamu itu pacarku sendiri wakakakakak ... tapi kalau pacarku kenapa aku tidak cemburu ya, malah girang. :D

aku tahu kau menyimakku di sini, mungkin semua tulisanku sudah kamu gerayangi (hahahahaha)... barangkali itulah salah satu ikatan kita. aku sendiri tidak selalu membacai tulisanmu, sekalipun sebagian yang di blog sudah kusisir... kecuali yang kau tulis dalam bahasa inggris ... hikhikhik.

tunggulah nanti saja... kutitipkan puisi yg kubuat buatmu nadya, selepas kartupos dari barcelona... (bbrp tahun lalu)

kartuposmu sudah
kuterima,
lengkap
dengan dua laki penunggang sepeda
satu
berjinjit menatapku,
yang
lain mengisap tembakau

kartuposmu
beralamat di la Rambla!
yang
mengingatkanku pada duka
milik
para penebus dosa
di
Sagrada Família

Catalunya
kata orang
dihuni
mereka yang melambaikan tangan
tapi
mungkin tidak
pada
Antoni Gaudi
yang
enggan bicara

ia
menegakkan delapanbelas menara
sebelum
dikubur di bawahnya

si
orang agung,
berakhir
melarat di jalan Barcelona
setelah
ditabrak trem kota

dan
tak seorang
ingin
mengendus kenapa
ia
memilih rumah sakit orang miskin tak bernama