Biarpun kamu di dalam "sel," aku akan tetap mengunjungimu dan membawakan tulisan untuk mengantarmu tidur.

Aku tengah menyelesaikan membaca "1Q84" diselingi seluruh kehadiran dan rahasia yang ada di matamu. Haruki Murakami, penulis terkenal Jepang itu membawaku pada dua keyakinan hidup yang berbeda; kenyataan yang selaras dengan segala sesuatu, dan ilusi yang berperan menyelaraskan kenyataan.

"Andai tak ada cintamu, ini sandiwara murahan belaka," tulis Murakami menirukan lirik lagu tua 'Without your love, it's a honkey-tonk parade.' Kejadian pada adegan ketika Aomame, tokoh perempuan, hendak menghabisi seorang tokoh agama yang tahu hampir semuanya.

Ini bukan kisah antara Aomame dan tokoh agama yang hendak dibunuh dengan satu tusukan jarum di kamar hotel yang gelap, melainkan dengan Tengo, tokoh laki-laki yang di kedalaman jiwanya masih kekasih Aomame. Mereka menjadi kekasih hanya lewat peristiwa pendek di usia 10 tahun, dan tidak pernah bertemu setelahnya.

Bagian yang sangat menarik ada di depan novel ini, dan sepertinya Harukami melakukannya dengan cukup jeli menarik pembaca. "Segala sesuatu berbeda dari penampilannya," tulisnya. Atau, "rahasia punya dampak buruk," atau kutipan-kutipan filosofis yang bisa mengurangi selera makan lainnya.

Ya, aku selalu kangen membaca kisah yang seolah manis, namun selalu menampilkan kegetiran dengan cara menghibur. Apa artinya itu? Tidak usah diartikan, toh aku juga tidak punya formula kalimat yang lebih baik untuk mengatakan apa maksudku.

Yang jelas, seperti buku-buku bergizi lainnya, aku ketularan semangatnya. Dan mungkin ini juga bersamaan dengan kedatangan seseorang yang menyelinap dalam tidurku, masuk dalam mimpi dan terdiam lama di sana hanya untuk menungguku bangun dan menulis lagi.

Ini bukan resensi... ini hanya beberapa paragraf awal yang aku harap bisa berlanjut lebih panjang daripada usiaku, daripada umur kami, daripada liku-liku jalan yang akan kami susuri, lebih panjang daripada petualangan yang harus dialami manusia.

Pertama-tama, tentu dengan membebaskan diriku sendiri...

#makassar 30.06.2013