hai kehidupan, apakah kamu hadir hari ini? hai kemarahan, adakah kamu menungguku di depan pintu? sehingga tampaknya dunia selalu menyapa dengan caramu, dengan kemarahan yang mengaduk isi kepalaku. aku ingin melemparkan diriku ke sebuah tembok dan biarkan menjadi sebentuk kehancuran; seperti satu galon cat yang melumuri dinding. aku ingin sedikit kehancuran. aku tidak ingin menjadi orang baik-baik, aku tidak ingin berada dalam situasi bersalah ketika berbuat keliru.

hai, kukira hidup tidak pernah benar-benar mengetahui soal yang baik dan yang buruk, mereka hanya pura-pura atau setidaknya megklaim. mereka hanya orang-orang sok pintar yang melegitimasi dirinya dengan sekolah dan pura-pura mendidik dirinya. hah, bangsat... aku hanya ingin marah saja!

hai orang-orang baik, akulah musuh kalian.

hahahaha... yeah, aku memang sedang dipenuhi kemarahan antah berantah. mungkin ini sudah menjadi bagian dari diriku sehingga begitu mudah tersinggung oleh hal-hal yang tidak terkatakan, begitu mudah melarikan diri ke sebuah kebusukan demi melihat orang-orang baik berkeliaran, begitu mudah memaki pada kehidupan yang baik budi dan pengertian. aha, kadang aku pikir diriku ini hanya setan yang dititipkan ke rahim manusia; toh aku tidak pernah mengerti hidup untuk apa, toh aku juga tidak bisa memahai kebaikan.

baiklah, cukup. aku akan makan dulu