pada kunjunganku ke jogja kemarin (maaf beribu maaf aku menyebutnya sebagai kunjungan, seolah aku ini pejabat tak bermartabat), aku ditawari membawa seorang perempuan ke jakarta. ahay, ini bukan omong kosong. perempuan itu prempuan tercantik di kampung itu. perempuan yang bisa membuatmu bernyanyi sekalipun kamu bisu.

namanya ibu m, seorang perempuan aktivis pengajian ibu-ibu yang selalu memberiku segelas kofemik, tidak peduli aku mau atau tidak. anaknya dua, perempuan semua, dan kukira manis semua. anak pertamanya, teman akrab kami, menikah beberapa bulan lalu. dia mengikuti tren di kampung, menikah karena sudah hamil duluan. ini mungkin sangat mengecewakan ibu m, yang membuatnya tidak menghadiri pernikahan anaknya sendiri. meskipun gelagat penolakan terhadap laki-laki menantunya itu sudah lama. ia sudah tidak setuju pada laki-laki tukang parkir yang sekarang pekerjaannya tidak jelas. laki-laki itu juga pernah kena kasus menghamili saudara sepupunya di boyolali (ahai, itu kan daerah asalku).


entah karena kecewa macam itu atau karena lain hal, tiba-tiba dia memintaku membawa anaknya yang satu lagi, yang masih kuliah. disuruhnya aku membawa dia ke jakarta. ahai, antara percaya dan takut, aku menolak. bukannya tidak mau sebenarnya, toh aku dan dia sudah lama dekat, tapi hal macam itu tiba-tiba membuatku takut. takut pada harapan orang lain yang berlebihan pada seseorang yang sebetulnya tidak jelas. lihat saja, aku di jakarta digaji cukup besar, tapi tiap akhir bulan masih selalu kebingungan mencari hutang. ke mana saja uangku itu? tidak jelas ke mana, mungkin sudah terbuang di tempat sampah atau mampir di jatinegara (ahay, mana berani).

tapi aku masih terngiang dengan permintaan paling menarik dalam hidupku. kukira itu bentuk kekecewaan ibu m pada keluarga dan lingkungannya yang membuat mereka hidup dalam tekanan yang aneka macam. anaknya itu tipe pemberontak yang akan melakukan hal-hal aneh jika sudah tertekan. usaha percobaan bunuh dirinya gagal. meski aku melihat dia sebagai perempuan kuat yang kesepian dengan kecantikannya.

ah, sudahlah. kita hanya orang-orang bodoh yang mencoba tabah.