hidupku lagi diputar, kayak roller coster, dan sekarang sedang mabuk, kehilangan sedikit kendali, seperti orang sakit yang merasa sehat, seperti manusia dengan sedikit asa. setelah kemarin medical ceck up, sebagai bagian terakhir dari proses rekrut redaksi, pagi ini aku diberi tahu bahwa redaksi memutuskan tidak, karena satu hal yang keliru kukatakan, bahwa aku kurang detail dalam soal angka. oh, yeah, dan terlemparlah aku!

kejutan di pagi hari yang.... hm, entah mengapa sebetulnya aku tidak terlalu merasa apa-apa, atau bahkan aku merasa plong! entah kosong entah lega. 

aku sudah sering mengalami kekecewaan, mungkin ada yang lebih buruk daripada ini. dan itu memang menjengkelkan, tapi di luar kuasa diri. aku lebih memilih mengendalikan apa yang bisa kukendalikan di dalam diriku, mengendalikan kekecewaan jauh lebih mungkin daripada mengendalikan keputusan orang lain. 

ini adalah pagi yang sangat bersih, dan aku tidak ingin memaki.

maaf, merekalah penguasanya




dan beginilah jadinya ketika tiba-tiba kami masuk dalam kubangan konflik yang tak pernah kami pahami. tapi merekalah penguasanya, jadi keputusan apapun itu kami hanya mengangguk pelan dan tersenyum samar. 

meskipun, kurasa kami bersyukur tiba-tiba berada di sebuah kubu, sehingga jelas bagi kami bahwa bukan soal kualitas maka kami didepak. ini hanya soal kecil bung, soal duniawi, dan merekalah penguasanya, bukan kau yang ingusan dan tak tahu politik perusahaan ini. dan tampaknya bukan hanya kami yang mengalami jadi bahan lempar-lemparan begini. orang yang punya jabatan di sini pun bisa tiba-tiba terlontar entah ke mana. yup, mereka penguasanya, bukan kami. 

dan tak perlu lah kami mengasihani diri sendiri. kami akan tegak dan tak takut hanya karena merekalah penguasanya. kami akan berjalan keluar dengan teratur, tanpa bisik heboh dan sorak-sorai. "dibantuya, prok, prok, prok, jadi apa?"

****