aku berangkat dengan keyakinan seorang pekerja; menemui angkot yang setia, menunggu waktu bergulir bersama, menatap kemacetan dengan penuh tanda tanya, gerangan apa yang terjadi di depan sana. dua jam perjalanan, dua jam melamun atau mendengkur. melamun adalah penyegaran bagi seorang pekerja, yang tak tahu mau di bawa kemana tubuh pinjaman dari kantor itu.

kemarin aku diwawancara, enam orang yang terlihat seperti polisi. tanya ini itu, ini itu yang kadang tak kuketahui, seperti apa kepanjangan APEC? hampir kujawab, kalau dipanjang-panjangin jadi apek beneran. dan aku tak tahu kepanjangan APEC itu, meski pun sebelum tidur baru kuingat kalau itu ternyata asia pacific economic comitee. iya kah? hahaha, ah dan hari ini aku mendapat jawaban dari mbak sri, sdm yang orang india tapi perilakunya seperti orang jawa, besok cek kesehatan ya. apa aku sakit? kurasa. sakit panas karena dicerca pertanyaan menjatuhkan kemarin, masih terasa seperti sembilu yang tak sempat kuambil dari kulitku. temanku tidak lolos, ah, sayang sekali, padahal kami sudah seperti saudara.

dan tiba-tiba terpikir, aku harus beli smartphone! ah ya, benda mahal itu. hape ku saja masih monoponic, second, dengan keypad yang hilang semua huruf dan angkanya, kadang ngedrop, kadang lupa diisi baterainya. ah, smartphone. hm, smartphone. oh, smartphone. yeah, smartphone. uhui, smartphone. di mana ya penjual smartphone second? yaelah, kenapa beli yang second? jangan-jangan nanti cari istri second juga? huahahahahahahahaha..... :)