Apa yang terjadi hari ini?

Bangun pagi dan matahari sudah cukup tinggi. Temanku membangunkanku dan meminjam sepatu, sedangkan aku meminjam uang sepuluh ribu. Badanku lumayan sehat daripada biasanya, meski pulang jam 2 dini hari.

Semalam ke percetakan aksara grafika pratama di kawasan industri pulogadung, melihat proses cetak koran bisnis indonesia. Ini adalah bagian dari perkenalan organisasi. Rombongan berangkat dari wisma bisnis jam 10 malam. Banyak perempuan yang sudah sipit matanya, tapi aku masih cukup sehat, maklum jam segitu adalah jam berkeliaranku sejaka aku tinggal di jogja; kecuali dalam kondisi terpengaruh obat tidur yang masih rutin kuminum untuk mengatasi alergi.

Dari lantai enam ada tujuh orang, berangkat dalam satu mobil. Sampai di agp sudah jam sebelas lebih. Setelah mendapat sedikit penjelasan, kami melihat proses cetak. Mereka juga sedang mencetak brosur untuk indomaret dan ceriamart, untuk seluruh indonesia katanya. Bisnis indonesia minggu baru saja selesai cetak, sedangakan koran bisnis sedangng dalam proses.

Halaman finansial dan infrastruktur sudah masuk ke mesin. Sedangkan halaman headline baru saja dibuatkan plate. Acaranya selesai sekitar jam satu lewat. Kami diantar pulang sampai rumah. Jam dua aku baru sampai, sehingga hanya tidur beberapa jam saja. Tapi jam enam aku sudah sulit untuk meneruskan tidur.

Jam delapan aku ke kantor. Kukira akan sampai sekitar jam sepuluh, ternyata jalan sangat lancar. Di bus dian mitra aku duduk bersama bidadari dengan kulit wajah kemerahan. Aku takut menatap wajahnya yang cantik. Tapi tangan perempuan itu tidak lentik, sepertinya sangat sering digunakan bekerja. Kabar baiknya, tidak ada cincin melingkar di kesepuluh jari tangan itu. tapi itu hanya sebentar. Duduk besama bidadari membuatku sedikit aneh; berdoa aneh-aneh seperti berharap sesuatu terjadi pada bis itu dan aku tiba-tiba menjadi superhero yang menyelamatkan bidadari. Makanya, aku memilih berdiri, meminta seorang perempuan menempati tempat dudukku.

Jalanan lancar. Waktu tempuh kurang dari sejam, setengah dari waktu yang biasa kuhabiskan. Oya, hari ini aku menghitung berapa jumlah polisi tidur yang kulewati saat naik 31. Semuanya dua puluh satu, kurang lebihnya itu.

Langit jakarta sangata cerah, aa sedikit awan berjalan, ke timur, kukira. Di kantor juga sepi meski aku datang jam 9 lebih. Bagian produksi libur karena besok bisnis tidak terbit. Lantai 7 pasti juga sepi, tidaka ada pengumuman rutin seperti “rapat redaksi segera dimulai!” atau teriakan-teriakan aneh dari speaker kantor, seperti “Djoko sayang, ditunggu Slamet di lantai 7!” atau bentakan, “Hoi! Gandul, kembali kerja!” semuanya sepi. Yang biasa adalah tidak ada lantai empat di gedung itu.

Lantai enam masih banyak yang masuk. BEI libur, tapi bursa lain tidak, jadi mereka tetap masuk.

Seorang teman yang sudah jadi abdi negara di bpk datang berkunjung. Masih dengan cerita-cerita mengenai menjadi pebagawi negeri. Pns adalah sejenis manusia yang kerjanya memburu absen. Mereka tidak punya pekerjaan tetap, kecuali absen.

Bagaimana perasaanmu sekarang?

Aku baik. Meski beberapa orang terus-terusan menanyakan apakah ytahun baru kali ini aku pulang ke code? Menanyakan kenapa? Dan aku menjawab tidak bisa, sama seperti jawaban-jawaban sebelumnya.

Oya, tampaknya td pagi norma berusaha menelpon lagi. Sudah beberapa kali dia menelponku waktu aku masih di kantor. Menanyakan apakah aku pulang ke code? Kapan pulang?

Dan, pertanyaan-pertanyaan itulah yang tiba-tiba mendorongku menulis beberapa hal terkait code.