Jadi codot. Melayapi malem, seperti memburu sesuatu yang rutin seperti nyamuk dan buah-buahan, hanya untuk memenuhi naluri bertahan hidup. Jadi codot, mengepakkan sesuatu yang melambungkan, menaiki angin seperti tidak ada yang lebih penting selain apa yang dilakukannya sendiri. Codot ini jadi tidak lagi sadar mengenai hal-hal besar di dunia, tidak lagi peduli pada tragedi politik negara antah berantah, tidak ingin mengerti. Yang diinginkannya hanya dirinya sendiri, mengarungi malamnya sendiri, dan memandang dunianya sendiri dengan mata yang amat rabun. Cukupkah bagi seekor codot untuk mengklaim yang ditemukannya sebagai apa yang diinginkannya?

Aku ingat mengenai "codot di pohon kebebasan" itu. Setan-setan Samoa merayakan diri sendiri, tidak ingin diganti dengan misi-misi kebaikan, hidup demi kebebasan kadang mengijinkan kematian sebagai yang diinginkan. Kalau codot itu memandang hal-hal yang paling dianggap penting sebagai hal yang remeh, dunia tidak perlu mengadilinya kecuali sebagai codot malam yang tidak masuk hitungan warga dunia. Namun, ada codot yang dianggap sebagai setan, yang mereka kira akan menjadi lebih baik kalau codot itu disadarkan. Penyadaran adalah kejahatan, karena pikiran adalah milik privat yang paling .....???*^^%%%^&^^

Kita harus memperhitungkan pikiran sendiri daripada pikiran orang lain, kecuali untuk orang-orang yang telah disadarkan, telah dimakan kejahatan dunia pencerahan.