Aku tak ingin membagi sedihku, sebenarnya. Aku hanya ingin tidur bersama sang sedih, memeluk erat dan menghangatkannya. Aku tak ingin dihampiri dan tak perlu ditemani. Aku ingin bersedih dalam langkah-langkah, biarlah gerimis mengiring dan menghapus jejak. Aku ingin berjalan tertunduk sepanjang jakarta ini, merayapi malam, menambahkan luka dan memacu duka. Aku hanya ingin bersedih.
Hanya setan yang akan menyembuhkan lukaku, hanya mereka yang tahu rasanya terusir karena cemburu. Aku ingin melemparkan diriku ke dalam cawan nanah, menangis seperti anak kecil dan menutup muka dari dunia. Biarkan aku berjalan bersama sedih, biarkan aku belajar untuk mengerti tentang putus-asa, biarkan aku meraba-raba sang hampa, biarkan aku menginjak duri-duri, akan kuhikmati rasasakit, dan hidupku yang tak seberapa ini pasti akan sendiri.
Barangkali, kebahagiaanku adalah untuk bersedih. Tiap riwayat yang coba kubaca, seperti jadi sembilu saat aku mulai menyukai. Tuhan, berikan seluruh kesedihan padaku, biarkan aku menyeretnya seperti laki-laki yang hanya ingin berdusta bahwa dirinya membawa seluruh luka. Hanya iblis yang akan mengerti. Tapi, aku tidak membenci dan mendendam seperti mereka. Batasku hanyalah sedih itu saja. Aku hanyaingin bersedih, melantun pada malam dan merangkul angin yang mendesaukan puisi waktu: sedih itu akan menggandengku seperti kekasih.
.Pondok Kelapa.