Aku makan mie cerdas, minum teh cerdas, juga makanan dan minuman lain yang kumasak sendiri adalah hal-hal cerdas yang masuk ke dalam tubuhku karena aku memasaknya dengan kertas-kertas dari buku pelajaran sekolah; ada yang berisi angka-angka, teori, moral, agama, tata bahasa, cerita, dan sebagainya.


Sudah lama aku menjalani kehidupan yang luar biasa tidak kusyukuri ini. Bayangkan, hari-hariku dipenuhi dengan pekerjaan-pekerjaan sosial yang membuat tubuhku langsing dan terlihat kurus kering tidak menawan. Aku mengurusi hal-hal tak bermanfaat ini dan melupakan pelajaran di bangku kuliah, aku melupakan hampir semuanya ketika aku telah terlalu percaya diri tentang seperti apakah masa depan yang baik itu; masa depan dengan kemiskinan abadi.


Ha ha ha, kuakui hidupku tidak lebih berarti dari sesuatu yang kekanak-kanakan. Tanpa tujuan jelas, gagal dalam banyak prospek untuk menjadi penulis, wartawan, editor, pengusaha atau peternak; aku juga melepas banyak sekali kesempatan untuk menyelesaikan sekolah tinggiku ini; luntang-luntung ke sana kemari tidak jelas dan mengaku sedang mengerjakan hal-hal yang baik sambil percaya bahwa yang kulakukan adalah pekerjaan sosial, maka aku tidak perlu pamrih apapun dan membiarkan dagingku susut sedikit demi sedikit. Di samping itu aku sebenarnya juga memperburuk moralku sendiri. Aku punya logika tak layak untuk menjalani apa yang dianggap layak. Aku mencuri sekali dua kali dan yakin bahwa ini memang dosa besar sambil terus menghancurkan kesempatan untuk menyesalinya. Aku yang lapar, aku yang terancam tak makan, akhirnya memiliki moral yang berbeda dengan orang-orang pada umumnya.


Dan begitulah. Hingga akhirnya, di sini, di bawah masjid, aku masih berusaha terlihat tegar. Mencuri empat buah pisang tak masak, mencuri kayu untuk masak, memasak beras yang bukan milikku, mengambil uang tercecer, mendapat dua bekicot kecil untuk sarapan, membakar buku-buku untuk memasak, menunggu orang memberi makanan sisa dari acara-acara pengajian. Sekarang aku agak jarang menjual buku, memang karena sudah terlalu banyak yang kujual saat aku masih di jogoyudan, juga karena sekarang aku sudah berjanji tidak akan mencuri buku lagi.


Aku tidak terlalu yakin dengan kehidupanku sendiri. Mie cerdas, teh cerdas, dan aku akan lebih bingung dari sebelumnya karena dalam buku-buku masih banyak soal tidak terjawab.


Dan aku kadang mencicipi anggur dan bir, sembunyi-sembunyi, sisa para pemabuk yang tak tersimpan rapi. Ha ha ha... lalu, suatu pagi aku melihat gadis tetangga yang terlalu berani! Aku tidak ingin menceritakan ini, “kebusukan” ini, biarlah jadi milikku sendiri, bahkan gadis itu juga tidak tahu. Hanya tuhan yang akan menilaiku atau juga menghukumku, aku tidak akan pernah menolak apa yang dilakukan tuhan padaku sekalipun dibakar api neraka.


Baik. Pekerjaan sosial macam apa yang sebenarnya kulakukan? Kupikir aku hanya memanfaatkan orang-orang untuk membantuku tampak lebih baik. Aku hanya bermodal rencana dan mereka yang melakukan, tapi aku yang terlihat di depan berharap menjadi pahlawan. Salah? Itu bukan pikiranku. Aku hanya seperti pedagang, mengambil keuntungan, meski tidak banyak. Aku mendapat laba citra sosial sambil bersuka cita ketika bisa makan lagi. Setidaknya itu mengurangi sedikit penyusutan berat badan.


Apa aku salah? Apa salah aku? Salah apa aku? Salah aku apa?


Kupikir aku memang salah secara sosial, tidak secara pribadi. Aku salah dalam keadaan pikiran khalayak umum, tidak kalau aku berpikir secara personal. Aku salah dalam norma agama, tidak dalam aturan kehidupanku! Aku melanggar hukum, tapi tidak melanggar rasa laparku.


Ini mungkin penolakan terhadap kehidupan sosial, sesuatu yang paradoks dengan apa yang kuanggap kukerjakan saat ini. Tapi aku memiliki sisi diri yang harus kusembunyikan bukan karena aku malu membongkarnya melainkan karena hal itu hanya akan sesuai untuk pribadi diriku sendiri dan akan tidak bermanfaat untuk orang lain. Aku juga seperti ingkar pada sesuatu yang kuyakini, khianat pada iman; hal menakutkan macam apakah itu? Dan aku hanya ingin hidup, untuk apa, aku tidak punya jawaban. Menggeleng. Nodd!