Do you know, how wonderful you are
Jari-jari kecil, kering, gelap dan berminyak mencari kehadiran yang hampa di sekitar tangis dengan udara dingin memudar yang memenuhi pagi. Betapa banyak yang ia simpan dalam kantung air mata, seperti telaga yang terjebak di antara bukit-bukit kehidupan yang tidak ingin memihak kepada air yang ingin mengalir keluar. Dan kekusutan yang kutemukan itu miliknya, hanya saja bukan miliknya yang sangat pribadi karena ketidaktahuannya pada siapakah ia akan menunjukkan bahwa ia memerlukan sedikit udara kerinduan yang seperti cinta atau belaian sebelum ia tidur pada malam-malam ia kedinginan di trotoar. Matahari selalu begini panas, mengacak-acak rambutnya, menumbuhkan warna-warna merah dan kuning, membawa kegelapan ke bawah kaki tanpa alas, dan begitu banyak yang ia simpan di bawah kulit tipis yang malam. Jalan-jalan menghapalkan caranya melangkah yang goyah, seolah para malaikat menari-nari di sekelilingnya dan menabuhkan lagu-lagu, dan ia melankah dengan jiwanya yang mengecil dikerutkan segala kekeringan dunianya yang semakin menjauh.


Ia hanya anak perempuan delapan tahun yang sedang membangun kehancuran, membangun bendungan air mata, menapak di duri-duri dan terlempar ke depanku seperti segala sesuatu yang hendak membusuk. Membusuk seperti jiwa-jiwa kerdil, di depan semua orang, dengan singgat-singgat dan segala sesuatu yang menyerupai ketidakpedulian. Ia menangkap udara, meneguk aromanya yang membakar di paru-paru dan menikmati sedikit caci-maki seperti mendengar orang bersiul kepada angin. Hanya kemarahan saja yang tidak dimiliki, selain segala kebusukan itu, sehingga kehidupan berjalan seperti apa adanya, seperti demikianlah siksaan diciptakan untuk anak-anak dan ia hanya anak perempuan dengan rambut kemerahan yang dipenuhi kutu. Dan di rambutnya yang seperti peternakan yang bacam, ia simpan harapan, yang lalu dipotong setiap beberapa bulan, yang lalu terlunturkan bersama air yang dimandikan padanya. Dan, tumbuhlah harapan itu seperti kalau kita melihat rumput liar yang harus dipotong dan dipotong terus, kadang kita cabut dari akarnya!


Kadang, kalau aku sempat berpikir tentang kehidupan yang busuk dan bangsat, dan orang-orang munafik berdiri di sekitarnya; aku sering menemukan sumber aroma busuk yang mematikan akar-akar harapannya sedang duduk menonton sinetron dan menantikan saat yang tepat untuk mengajari artinya hidup. Hidup hanyalah cara untuk menghindari siksaan tiap kali ia lihat rumah, tiap kali anak-anak tidak membawa cukup uang, tiap kali tamparan menjadi cara sumber kebusukan itu merasa jauh lebih lega.


Kadang, dengan cara-cara beberlit beginalah aku bertutur bahwa dunia teramat busuk untuk kau jalani sendiri.