uh, lama nian tak menulis di blog ini. bahkan aku seperti kehilangan orientasi saat mau nulis di sini, mau nulis apa lagi? yup, padahal tulisan2 yang kemarin kelihatannya baru kepala, masih perlu ekor, perlu lanjutan. tapi emang dunia kadang hanya dipenuhi janji, kayak aku ini yang hanya bisa berjanji saja, hahahahaha. mau lanjutin yang kemarin itu, tp mood-nya udah gag ada. seperti kehilangan sesuatu, sesuatu yang bahkan aku tidak tahu, atau tidak sadar apa itu.

di kantor pun aku lagi menghadapi kemungkinan-kemungkinan baru. setelah kemarin berkutat dengan penulisan buku pak ci, sekarang kami akan dipindah ke lantai 7.

buku tentang konglomerat itu sebetulnya belum selesai. bahkan, jumat minggu lalu, pak ci minta perubahan draf, minta wawancara orang-orang grup jaya, grup metropolitan, grup ciputra, sampai ke anak-anak dan cucunya. estimasi waktu yang awalnya sebulan lagi kelar jadi 3 kali lipat. belum lagi ada tawaran menggarap buku ulang tahunnya pembangunan jaya. dan lalu, aku pun meninggalakan itu semua.... mungkin aku akan dipindah ke redaksi.

jadi wartawan mungkin pernah jadi mimpku, tapi tidak akhir-akhir ini, atau setelah aku lulus, meski di hati kecil masih saja ada remah-remah dari mimpi itu. dan beberapa hari ini muncul akun twitter yang menceritakan keburukan2 wartawan, terutama terkait jale=angpao=amplop dan juga bonus lendir=pecun. hm, betapa kotor dunia wartawan... dan menggiurkan, tentu saja.
dan, oh, baiklah … kukira aku memang perlu perubahan besar. setahun bekerja di belakang meja menjadikanku tambah bungkuk saja, mata pun jadi min, melihat perempuan jadi tak jelas lagi... hahahaha.

aku perlu lompatan. kira-kira macam quantum leap yang diomongin pak ci itu. iya kah?

beberapa minggu berkutat dengan pemikiran pak ci memang membuatku perlu berpikir ulang, mencari lagi bagian-bagian yang hilang karena sekolah, karena kebiasaan, karena hal-hal normal, karena tiap pagi kita berpikir untuk menjadi pekerja. tampaknya beberapa hal tentang buku itu juga merasuk dalam diriku. dan aku kembali berpikir bahwa sekolah kita hanya menjadikan semakin banyak pengangguran.

ah, sudahlah... sepertinya aku mengalami “kebingungan” seperti biasa, penyakit aneh.