sejak sore, beberapa hari lalu, seorang teman berusaha menelponku beberapa kali. oleh sebab hape mutakhir yang kumiliki mati karena kekurangan asupan listrik, maka ia tak dapat mendengar suara beratku. baru setelah malam, aku mendapat kabar bahwa code banjir dan perpustakaan terancam terendam. hm, nadanya khawatir sangat. dan itu membuatnya lucu. lucu karena bahkan aku yang menjadi ketua perpustakaan sekian lama sama sekali tidak mengerti letak kekhawatirannya. lucu karena bagiku sebuah kehancuran dan nestapa memang sudah bagian sehari-hari di code. lucu karena mungkin aku lupa bahwa bertahun-tahun kami membangun perpustakaan dengan gembira, tanpa pernah takut kehilangan buku-buku, tanpa takut kehilangan uang makan, tanpa takut buku-buku tercebur ke sungai. kami tidak takut kehilangan sebab kami juga tidak merasa memiliki.
ya, hanya saja, di sana juga masih banyak buku-buku kami pribadi. buku-bukuku memang sengaja kutaruh di sana sebab tiada tempat lain untuk menyimpan. di rumah pun buku2 macam itu pasti tidak termanfaatkan. bapakku hanya suka baca barjanji dan quran. bukan hanya bukuku pribadi, tapi buku2 milik temanku itu. yah, yang membuat kabar itu lebih lucu karena buku2 kami pribadi sebagian dihasilkan dari proses yang tercela. pada mulanya aku mencuri beberapa buku di perpustakaan besar milik kampus. lalu dia meniru dengan mengambil buku2 dari lsm tempatnya bekerja, juga dari beberapa tempat lainnya. maka terkumpullah beberapa buku dengan stampel aneka macam itu. dan, kalaupun buku-buku itu terhapus banjir sore itu, harusnya kami ikhlas saja.