Namanya Teguh Sarwono. Saya tahu dari akun Facebook maupun grup yang dia buat mengenai Bossventure, skema investasi yang menawarkan imbal hasil tinggi, 1,5% per hari bahkan lebih.

Dia menyebut dirinya sebagai leader untuk Banyumas, suatu kabupaten di Jawa Tengah bagian selatan. Namun, pada Oktober lalu saya melihat perubahan manakala Bossventure makin redup sejalan dengan saat-saat scam yang sedang menjelang.

Meski begitu, Teguh sudah memahami benar skema money game. Saya melihat itu dari sebuah posting di grup. Walaupun saya tahu banyak orang, dan mungkin Teguh sendiri, tidak menggolongkan Bossventure ke dalam money game.

“Jangan pernah percaya ideologi, skema, owner, leader, ataupun member lain. Semuanya punya kepentingan masing-masing. Termasuk saya,” katanya dalam tulisan yang dia beri judul Money Game Self-Diagnosis, 22 Oktober 2014.


Ini hal yang agak mengejutkan, mengingat Teguh dulunya seorang yang begitu giat untuk memasarkan skema investasi Bossventure via online, sepengetahuan saya. Untuk kegiatan offline, saya kurang paham, meskipun dia beberapa kali mengumumkan pertemuan atau kopi darat.

“Ada banyak waktu ketika subyektifitas dalam sebuah review terkaburkan oleh berbagai hal: sogokan dari owner, ancaman leader lain, itung-itungan duit yang masih di dalam, dan lain sebagainya."

Kalimatnya mengindikasikan betapa kuatnya ‘rekayasa’ dalam dunia money game, terutama ketika orang-orang 'berpengaruh' memberikan testimoni. Para pelaku money game memang sering memberi review atas skema baru yang muncul. Dari sinilah mulai muncul kepercayaan orang.

Seringkali aturan dalam money game sangat rumit dan menggunakan istilah-istilah yang tidak mudah dipahami bagi mereka yang baru masuk atau awam terhadap dunia ini. Masing-masing skema biasanya punya istilah-istilah kunci yang mampu menjelaskan bagaimana uang Anda akan berputar, dan bagaimana Anda mendapatkan return seperti yang dijanjikan.

Money game bukanlah play ground, katanya, melainkan sebuah battle field. “Siapkan semua hal yang dibutuhkan untuk melindungi uangmu.”

Dia memahami betul arti uang di dalam money game. Menurutnya, uang dalam money game adalah tanggungjawab pribadi pemilik dan tidak akan ada yang akan berbaik hati untuk menukarnya jika scam atau kondisi kolaps.

GEJALA MENUJU MASALAH

Teguh memberikan analisisnya tentang gejala-gejala money game menuju masalah, atau menjelang sakaratulmaut. Pertama, adanya perubahan profit yang entah membesar, atau pun mengecil.”Dua-duanya bisa jadi pertanda.”

Profit bisa membesar untuk menarik anggota atau investor baru manakala skema money game sedang terkendala atau tengah goyah. Tapi profit juga bisa mengecil untuk menahan ‘bleeding’ dan diharapkan ada proses pemulihan hingga normal. Biasanya tetap tidak tertolong.

Kedua, banyak aturan baru dan aturan yang muncul secara tiba-tiba. Aturan ini intinya untuk menunda scam, atau menahan penarikan dana secara besar-besaran. Aturan bisa berupa provide help (dalam MMM), yakni setor dana ulang. Bisa juga dana dikunci sehingga tidak bisa ditarik.

Ketiga, “muncul janji surga tingkat dewa.” Janji-janji baru bisa seperti menenangkan atau memberi pengharapan yang jauh lebih tinggi. jika sebelumnya Anda hanya dijanjikan 300% setahun, janji baru bisa melipatkannya jadi 1.000%. Atau bahkan muncul skema back-up dari pemilik atau bantuan.

Janji yang paling biasa adalah pembayaran pada waktu tertentu dengan alasan sistem sedang bermasalah, atau mereka bilang peminatnya membludak sehingga sistem kewalahan, dan macam-macam. Intinya mereka menunda-nunda.

“Atau, muncul hadiah-hadiah mobil, motor, wisata, dll. buat menarik member baru,” tulis Teguh. Jika promo muncul di waktu skema lancar dan sehat, tambahnya, itu bagus. Namun, jika munculnya belakangan, berarti owner sedang putus asa.

Keempat, terjadi adu-domba untuk memecah konsentrasi member. Atau terkadang mengarahkan kemarahan member ke pihak lain yang sebenarnya tidak relevan, seperti member lain yang melapor ke aparat hukum, atau kecurangan oleh leader tertentu, dan sebagainya.

Leader sering jadi sasaran tembak paling mudah karena berinteraksi langsung dengan investor atau mereka yang menanamkan duit dalam skema ini. Leader juga relatif lebih terjangkau, misalnya, karena domisilinya atau karena mungkin kenal secara pribadi. Sementara owner atau pemilik, biasanya sudah menyiapkan langkah antisipasi untuk lari.

“Bisa jadi, dipasanglah list komisi leader-leader yang sudah didapatkan. Pastinya banyak member yang iri dan marah-marah karena leader tersebut sudah panen sekian banyak,” kata Teguh.

Padahal, lanjutnya, memang dari awal skema yang dibuat seperti itu, atau dituduhlah hacker antah berantah yang tahu-tahu menjebol sistem grade A SSL. “Atau, misal disebut ada gerombolan paus yang nembak 1 hit dan meninggalkan sebuah lubang besar di skema.”
Ketika suatu hari saya tanya Teguh lewat pesan BBM soal kondisi Bossventure, dia menjawab singkat. "Macet pak. Owner sedang diproses hukum."