Dari tulisan pertama dan kedua.

Code berubah?

banyak yang berubah. anak-anak semakin besar. bayi-bayi yang dulu hanya bisa merangkak, sekarang sudah jadi balita yang bisa berjalan dan memaki dan mengolok. si r makin lancar mengucap "bajingan," dan "asu" di setiap awal kalimatnya. ia juga sering bertiak "goblok," dan "bodo," padahal diantara anak-anak sebayanya dialah yang paling terlihat "bodoh." anak-anak lain sebenarnya juga sudah lancar mengucapkan
pisuhan-pisuhan macam itu, hanya kadang sering sembunyi-sembunyi dari orangtua-nya.


entah, apa yang sebenarnya bisa kuceritakan mengenai code. setelah setahun kutinggal, aku baru insaf akan sesuatu. bahwa kami semakin dalam terpasung kecintaan semu. kebangganku pada code adalah sebuah paradoks. di satu sisi aku menyukai letaknya, dinamikanya, hidupnya, dan sungainya. di sisi lain aku mulai membenci perilakunya. memang, ini hanyalah perilaku "oknum". namun, bagaimanapun, dia adalah representasi code juga. bahkan, segelintir orang itu mungkin orang terkemuka di dalam kampung itu.

tak semua orang code di kampung itu miskin. beberapa keluarga adalah orang yang cukup mampu. bahkan ada yang dua anaknya masuk ptn ternama, yang uang muka-nya puluhan juta, dan semesterannya mendekati dua juta. motor mereka juga berderet-deret. kalau lebaran selalu ada baju baru. tak pernah kelaparan sedetik pun. beberapa diantara mereka yang memiliki uang ini mulai "menghancurkan" tata ruang. mungkin ia tak paham mengenai apakah romo mangun membangun code, sekalipun sekolah mereka sampai perguruan tinggi.

.......................

code kini mulai dibangun dengan kekayaan yang sudah jauh berbeda dengan kondisi 90-an. mereka yang cukup mampu dan kaya, yang sebagian datang setelah romo mangun pergi, mulai membeli ruang-ruang dan membangun rumahnya. tembok-tembok ditegakkan tanpa perhitungan keindahan, tanpa memikirkan bagaimana tetangganya mendapat sirkulasi udara yang sehat, tanpa mengerti aturan. sebagian mereka melakukan dengan kesadaran penuh bahwa kalau romo mangun masih ada, tembok-tembok itu akan dihancurkan. romo pasti tak mengijinkan model bangunan yang "pura-pura" kokoh itu. bangunan itu punya masa depan untuk mencelakakan manusia. dan dalam sejarahnya sendiri memang sudah ada beberapa orang tewas tertimbun bangunan yang longsor ke bawah.

kekayaan membuat mereka bisa melakukan apapun. wajah-wajah santun tiba-tiba ada di mereka yang tidak memiliki apa-apa untuk membangun. sedangkan yang kaya, semakin terlihat seperti penguasa segala. semakin lama, code ini akan dihancurkan oleh kesejahteraannya sendiri.

ini adalah bangunan milik si kaya. dia menutup sebuah belik, sebuah mata air. di bawahnya memang masih bisa digunakan untuk mandi dan cuci, tapi jadi menyerupai gua. si penguasa itu telah membangunnya menjadi fondasi, menjadi bangunan JELEK! dia menutup jalan dan hanya menyisakan sedikit setapak sempit di sana. dia akan menambahnya dengan bangunan lagi di atasnya, menjadi rumah semen-bata. yah, sebetulnya bukan hanya dia, yang lain juga mulai melakukannya asal punya kekayaan. sulit mencegah, terutama kalau si penguasa sendiri memiliki kepentingan.