Kadang merasa menyedihkan melihat diriku sendiri, kosong melompong, otak kosong, kantong bolong, kerjanya bengong... Kadang, ingin rasanya aku dirasuki setan, berlari-lari riang, tak perlu pura-pura berpikir. Kadang, di tengah ketidaksibukanku, aku masih ingin merasakan diriku yang dulu, yang bermain bola dari plastik-plastik dan pelepah pisang kering yang diikat jadi satu buntalan, yakni diriku yang kurang bisa mengingat namun bisa menikmati. Bodoh,  kupikir, jika harus kembali kepada masa lalu, teramat tolol, walau amat saja tidak tolol... Kadang aku merasa terlalu gembira membayangkan diriku yang menyedihkan itu, sehingga ketololanku makin kelihatan manakala berpura-pura berpikir bahawa aku tidak bisa kembali ke masa lalu. 


"Kau kira, kau itu siapa?" Aku ini memiliki masalah orientasi hidup, sama seperti semua manusia (karena itu kurasa aku kurang lebih sama saja dengan dirimu). Dan, semua itu menjadi karat di pikiranku. Bertahun-tahun kucoba mengatasi semuanya, hampir semuanya, dengan membaca buku-buku motivasi paling positif, dale carnegie sampai mario bros... semuanya, malah membuatku merasa jadi lucu. Mereka itu, orang-orang positif, orang-orang optimis, benar-benar bisa memahami dunia dengan menyempitkan dirinya  ke dalam kata-kata paling membosankan... "super", "luar biasa", "hebat"... di tiap tahap kalimat mereka, kita seperti ditarik ke atas, lalu dilontarkan ke bawah, di dorong ke sana, ditarik kemari... Terus terang, aku hanya bisa mengejek mereka. Aku muak dengan kata-kata hebat mereka, bukan karena aku tidak percaya, tapi karena mereka terlalu percaya dan mereka, kukira, merasa berhasil dengan itu semua.
.......
Aku menyukai dongeng, tapi merasa sakit kalau kenyataan dibicarakan seperti dongeng. Aku percaya, kebaikan akan dibalas dengan kebaikan dan kejahatan akan dibalas dengan keburukan hanya terjadi di dunia dongeng itu. Justru karena keadilan tidak pernah benar-benar terjadi maka kita mempercayai agama. Dongeng seperti sebuah keyakinan yang berkompromi dengan keajaiban.