kini aku melupakan kadarmu dalam darahku. aku melupakan ingatku pada mata jeli. dan aku telah menyeberanginmu seperti angin yang lalai. dan tak lagi kuinginkan mimpi-mimpi seperti tak mengingini ingat. 
kau mesti akan mengingatkanku pada sajak-sajak celana yang pertama kuberikan untukmu, yang di dalamnya Joko Pinurbo menyeru kelucuan dari dalam celana yang terbuka. di sana tidak tersimpan kata-kataku. tidak pula lagu-lagu yang pernah kau haturkan pada angin. tak lagi ingin, tak lagi aku mengenang yang begitu. aku telah menyebrangimu. kaki telah basah. aku sudah melambai, aku sudah menitipkan masa lalu yang mungkin aku tak sempat mengambilnya lagi. kalau pun aku sempat kembali menulis untukmu atau tentangmu, aku hanyalah penghianat.
sebagai seorang yang telah menyebrangimu, aku tidak perlu merasa berdosa atau berhutang pada masa lalu.