dulu aku suka sekali belajar dan membuat origami. origami burung/angsa adalah yang paling sering kubikin. anak-anak di code juga suka sekali meniru-niru. kalau gagal, mereka akan meminta yang sudah jadi. aku juga sering membuat serentengan burung, kucantelkan di kamar atau di perpustakaan, lalu dihabisi juga oleh anak-anak. 
aku juga suka dengan bentuk rubah dan jerapah. biasanya aku membuat beberapa bentuk hewan dan menggunakannya untuk bercerita. yah, sekalipun ceritanya nggak mutu dan lebih cenderung penuh kekerasan dan kekejaman, tapi sebisa mungkin kubuat lucu. anak-anak kadang tidak peduli dengan alur cerita, mereka lebih menikmati tertawa. lagian, anak-anak bisa menerima keanehan demi keanehan dalam cerita, beda dengan orang dewasa yang seringkali menuntut logika. 
awalnya aku mengenal ini ketika kkn dulu. aku bersusah payah membuat satu dua burung. lalu, ketika jadi volunteer di daerah piyungan, bantul, aku pernah semalaman membuat burung2 sambil menunggui anak-anak tidur di tenda darurat. paginya, kami menggantungkannya di ujung-ujung tenda. setelah itu, aku menemukan dua buku origami di perpus ugm. kukira, akulah yang paling sering meminjam dua buku itu, terlihat dari catatan nomor perpustakaanku. aku seringkali meminjam buku itu untuk dua minggu sekaligus... lalu pinjam lagi, dan pinjam lagi. dan, tetap saja aku tidak bisa menghapal semua bentuk yang dicontohkan di sana.