Setumpuk magma meledak di lambungku... disiram kopi kental yang membakar. Terus-terusan manahan sakit tiap malam, seperti mau mati saja; tiba-tiba aku merasa sudah cukup ikhlas untuk menghadap maut, "silahkan, kalau mau mengambilku, aku siap kapanpun Kau menjemput." hihihi... lalu aku bisa tertawa.

Selamat pagi! Tidak ada pagi yang lebih segar selain paginya kali code, ya kan? Aku kangen, menunggu matahari naik, duduk di talud, mengamati ikan-ikan kami yang merah, yang hitam, yang putih, yang menari-nari, lalu melemparkan sesuatu untuk mereka perebutkan. Tentu saja, segelaskopihitam kental dan satu buah roti ada di tanganku. kopi yang dimasak dengan tungku di tepi kali, dengan kayu-kayu curian dan kegembiraan. Wuih... Sambil duduk, sambil menghirup yang sejuk-sejuk dan segar, sambil bermian-main dengan moses dan adiknya, sambil berteriak senang pada barca... yah.. sambil menyapa yang lewat. Atau, sambi memanjangkan joran pancing, menunggu ikan-ikan bodoh makan umpan dan kail... lalu ketawa, hanya dapat ikan segede jempol kaki sendiri....

Eh, ya... ternyata aku duduk di depan komputer, di tempat yang begitu jauh dari kesejukan dan sungai, di tempat punggungku semakin bungkuk dan tertekuk.

Asing...