Keberanian itu membuatku jadi pengecut. Pengecut sialan yang bisanya melarikan diri. PEngecut busuk yang ingin bertarung dengan cangkul dan otot-otot yang kendur. Keberanian itu membuatku memeriksa lagi, siapakah yang sebenarnya pemenang dari sebuah perseteruan ini. Keberanian tidak membuatku lebih jantan, malah memerosokkan diri ke dalam rasa was-was yang semakin menebal.
Orang-orang mabuk memang tidak perlu dihadapi dengan keberanian membusungkan dada, tapi aku melakukannya dan menjadikan diri sendiri tumbal tak bermakana. Tapi, biarlah, hari ini aku menerima pelajaran yang akan dikenang oleh orang-orang kampung ini: keberanian tidak selalu baik, terutama di tempat yang salah. Aku akan menjadi pengecut sebentar, aku adalah pecundang, penantang yang melarikan diri.